Rabu, 21 Juli 2010

Mas Eko.....sing sabar nggeh!!!

Air Terjun Sedudo
Pagi tadi tak seperti biasanya entah kenapa aku bersemangat menghabiskan 45 menitku untuk berolahraga, dan ternyata memang benar bahwa olahraga dapat membuat mataku melek…..awwwwww capek juga ternyata. Setiba dirumah tak beberapa lama aku dengar panggilan dari atas Vega orange di bawah pohon mangga depan teras kamarku.
“Mas….rene tow tak omongi ndang tow cepet….” Sambil aq mendorong Suzuki  FR J blue milik ayahku.
Owwww ternyata Si *** yang baru pulang dari bertugas piket semalam
“Ngopo mas?” Tanyaku … sambil terus berusaha keluar dari rumah mendorong motor dengan susah payah.
‘Ngene lho mas, aku kie  mumet bingung sak perkewuhan, penak e piye?? Terus opo ora??”
Dan aku hanya menanggapinya dengan mengernyitkan dahi.
Ya ya ya … aku baru tau dan sadar ternyata *** mulai bercerita tentang Si A yang baru dikenalnya. Yang aku dengar kemarin mereka baru saj berkencan disebuah tempat, dan aku dengar mereka menikmati hal itu. Karena Si orang tua A sedang berkunjung dirumah saudaranya di Jakarta. Tak seperti biasanaya kencan mereka hanya dilakukan sambil mengukur aspal jalanan dan dalam hitungan 2 Jam namun akhirnya mereka dapatkan suasana lain pula.
Sambil terus mendengar si ***bercerita aku semakin memahami posisi eko, ternyata dia mencintai gadis itu serta berniat untuk menjadikannya pendamping hidup. Dan aku rasa itu sebuah niatan yang bagus. Toh eko juga telah berpenghasilan tetap. Meski hanya sebagai juru parkir penghasilanny jauh ditas rata-rata pendapatan bahkan hamper setara dengan gaji pokok PNS Gol.II/b.
Tapi ada satu kendala yang dihadapi oleh temanku ini. Yaaa masalah klasik, kisah cinta yang bagi sebagaian besar pasangan harus berakhir tragis. Kisah cinta bertentangan dengan adat . Ya… Adat jawa yang melarang bahwa anak laki-laki pertama pantangan, pamali, tak elok, bila menikah melewati tempat kelahiran sang ayah serta menuju kearah barat. Yang apabila di langgr akan mendatangkan bencana. Yaaa maslah itulah yang terjadi dengan sahabatku ini. Kasihan aku melihatnya, Karena akupun pernah mengalaminya bahkan tak hanya 1 kali namun 3 kali dan kali terakhirlah yang sangat tragis hingga akupun hampir mati karena hal serupa.
Sebagai seorang teman aku hanya mapu memberi nasihat, secara jiwa dan logika hal semacam itu tidak dibenarkan. Garis hidup manusia hanyalah hubungan kita dengan Tuhan. Kita bersuaha menjadi terbaik dengan berharap pada Tuhan maka Ia akan berikan apa yang kita inginkan dengan 3 caranya yang tak akan kita ketahui.
Sooooo buat teman aku, yang gantheng dhewe…. Kalau memang kamu yakin dia yang terbaik buat kamu serta kamu bertanggung jawab atas dia serta kehidupanmu maka pilihlah dia dan yakinkan kepada kedua orang tuamu dengan cara yang baik, jangan ikuti kata orang dan hal-hal yang tidak berdasar. Kita mahkluk Tuhan, kita hidup dengan pikiran kita dan Tuhan selalu bersama kita. Memohon dan berdoalah kepada tuhan. Aku yakin semua akan baik-baik saja serta berjalan indah. Namun jika engkau ragu maka jangan kau teruskan! Sesuatu yang didasari dengan keraguan lebih baik kita tinggalkan. Oke teman ……I love you … dan akau akan terus bantu dengan doa agar para orang tua hendaknya jangan hanya memvonis pasangan hidup anak dari hal-hal yang tidak masuk akal. Kita tau bahwa restu dan ridho orang tua itu hal yang utama namun bukanlah lebih baik lagi bila antara kita dan anak harus saling mengerti dan mengisi dengan hal hal baik dan menyejukan.
Massss….. kapan nie kita dolan2 lagi, mandi di air terjun atau mungkin kita akan memancing dilaut. Ajak tu Si Culun … jangan cuma ngutek motor trus, tapi gak pernah dipake jalan.

0 komentar:

Posting Komentar