Minggu, 05 September 2010

Tuhan Sembilan Senti


Saya sendiri bukan anti perokokok, dan tidak menentang para perokok tapi saya tidak suka dengan sifat merokoknya… entah itu kamu yang cantik, yang cakep, yang kaya dan ataupun yang miskin. Merokok silakan tapi ketahuilah yang pasti tentang apa itu rokok. Sadarlah merokok tidak akan membuatmu kaya.. Kalau membuat dan atau menjual rokok itu bisa kaya saya masih percaya.. tapi kalau menjadikanmu kaya dengan merokok… buang jauh jauh keinginan itu.
Bahkan saya pernah membaca , ada seseorang menulis tentang tips yang juga fenomenal, bahwa Merokok Bisa Naik Haji.. Apa anda tertarik mencobanya?

Jadi mari kita simak Puisi Karya Taufik Ismail “Tuhan Sembilan Senti”

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-
perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
Amin Yaa Rabbalalamin

Pict.By Google


Semoga bermanfaat dan membuka mata hati kita tentang rokok dan keluarganya.

Jumat, 03 September 2010

Siapa Aku ???

Sekian banyak hal yang ada di hadapanmu, kita harus memilih. Memilih bisa menyenangkan, tetapi juga tak jarang menyakitkan. Menyenangkan bagi diri, orang-orang di sekitar atau entah siapa. Menyakitkan bagi diri, orang lain, dan entah siapa lagi...

Tapi, lagi-lagi kita harus memilih.
Memilih untuk tidak lagi berada dalam sebuah tempat...
Memilih untuk menepi, meninggalkan segala yang begitu menyenangkan hati
Memilih untuk mundur teratur
Memilih karena sadar diri...

Aku harus memilih, mau ke mana aku harus berjalan. Apakah aku tetap di sana, harus di sana, atau hanya diam di sana...

Aku harus memilih, aku mau jadi apa dan seperti apa?

Setahun, dua tahun ini berbeda dengan kemarin atau kemarinnya lagi. Pilihanku pun juga berbeda. Aku punya pilihan yang aku pegang erat... dan semoga tidak terlalu mengecewakan.

Semoga aku pun ikhlas untuk tidak memilih sesuatu yang tidak aku pilih karena aku cuma manusia yang memang seharusnya sadar diri dengan kapasitas diri, kelemahan, kemampuan, yang harus kalah dengan berbagai keinginan hidup...

Pict.By Google
Memilih untuk menepi
menikmati cahaya matahari 
dari tempat yang sepi
sambil mengukir langit 
menggubah kisah
membaca banyak makna...
dan 
hanya sesekali
terbang melintas awan
menyapa penghuni bumi
yang mungkin akan lupa
pada sosok
siapa aku..
mengintip dari jendela
dunia yang kian penuh manusia
dengan berjuta ingin
dan harap...

.....

Guru dan Murid Jaman Sekarang


hari kehari bulan kebulan n tahun ketahun makin gak keliatan mana murid dan mana guru. bisa dilihat dari sikap murid yang berani menentang semua omongan gurunya, berani melanggar peraturan sekolahnya, berani keluar dijam sekolah, mentepelekan PR dan tugas-tugas. kalo kata murid “peraturan itu buat dilanggar bukan buat untuk dipatuhi kalo dipatuhi penjara kosong dong trus polisi kerja apa” itu adalah lelucon yang sering digunakan murid-murid ….
banyak hal yang dilakukan murid didalam pelajaran kelas yang jarang guru mengetahuinya….
  1. makan dan minum
  2. sms’n dan tlp’n
  3. nonton video yang sedang in
  4. perempuan, sisiran, ngaca, ngerol rambut
  5. laki-laki, tidur, dengerin hadsheat
  6. bowsing menggunakan HP
  7. pergi kekantin dengan alasan ke WC
  8. DLL
murid-murid itu bisa bersikap seperti itu karna hampir 50% sikap guru yang seperti iyu juga. contohnya, guru begitu dekat dengan murid hampir-hampir tidak ada batasan omongan antara guru dan murid akhirnya terbiasa sampai jam kelas, malah ada juga yang sampai guru melalukan tindakan seksual kepada muridnya sendiri, Guru jaman sekarang hanya datang kekelas paling lama 10 sampai 20 menit hanya absen muka, absen murid, ngasih tugas atau catatan yang segudang dan akhirnya gururunya ninggalin kelas buat ngegosip dengan guru lain di ruang guru, akibatnya murid menyepelekan tugas dan guru tersebut.
kalo udah gini sapa yang mau disalahin ??????
Pict. By Google

Guru!! mana mungkin. murid bisa menyalahkan guru segampang itu atau mengadukan sikap-sikap guru semudah itu, kalo iya setelah itu juga murid itu di DO. karna, disekolah itu kebanyakan kamusnya adalah murid adalah tempat kesalahan dan guru akan selalu benar. atau
murid!! yang bersikap seperti karena contoh gurunya…
entah lah, mungkin karna caranya yang salah atau antara guru dan murid tidak benar-benar melakukan tanggung jawabnya dengan profesinya masing-masing.



Kutulis dengan sedikit mikir dan ngenes.




Untuk Pelacur

Sini kau pemulung bermuka keriput,kemarilah
Kenapa kau ragu apa aku menakutkan karna lusuh seperti kau
Kemarilah kita minum kopi yang penuh cela ini
Lihat langit itu pengemis malas, daripada kau tidur seharian tanpa menodongkan tangan
Nikmatilah langit hari ini
Karna Hujan tak perlu berdoa untuk turun
Tidak seperti kita berdoa untuk sesuap nasi
Kau lihat penis-penis itu?
Semoga kau melihat ketika dia berjalan maka pelacur-pelacur siap melumatnya dengan kemaluan busuknya
Kau tau kenapa aku menyukai bentuk kelamin wanita
Karna aku pria
Aku normal walau gila
Apa bedanya penis dan pelacur dengan para dewan disana
Sama-sama menjual harga diri
kau tau harga diri itu cuma seharga jas dan dasi
serta sebotol air mineral
juga tidur di tempat sidang

Pict. By Google
(Copy Pate karya seorang sahabat , telah berijin dan berlisensi)

Rabu, 01 September 2010

Baca Kemudian Pikirkan, Maka Lakukanlah


“Bacalah atas nama Tuhanmu (Allah SWT) Yang menciptakan.” (QS. Al-Alaq:1)‌
Lalu apa yang harus dibaca? Jawabannya adalah ayat-ayat Allah SWT yang ada dua macam. Pertama adalah ayat yang tertulis dan kedua adalah ayat yang tercipta. Ayat yang tertulis atau Ayat Qauliyah” adalah ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Sementara ayat yang tercipta atau “Ayat Kauniyah” adalah berbentuk ciptaan-ciptaan Allah SWT di alam semesta seperti matahari, bumi, bulan, bintang, planet, tumbuh-tumbuhan, binatang, dsb.

.Semua itulah yang harus dibaca dan dipelajari oleh generasi muda agar kita dapat semakin maju dan menguasai ilmu pengetahuan. Apapun yang akan kita lakukan, semuanya harus dengan ilmu. Segala sesuatu yang dikerjakan tanpa ilmu bagaikan tubuh tanpa nyawa. Tanpa ilmu, kita tidak dapat mengerti tentang arti, sehingga tidak dapat memberikan manfaat bagi diri kita sendiri, apalagi bagi sekeliling kita.
.
Beribadah membutuhkan ilmu, membangun gedung pun memerlukan ilmu, hingga pergi ke bulan pun harus ada ilmunya karena tanpa ilmu kita bisa hilang di bulan dan ga balik lagi ke bumi hehehe… Allah SWT berfirman, “Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan (ilmu).” (QS. Ar-Rahmaan [55]:33)

Dengan memiliki ilmu pengetahuan dan menjadi insan yang pandai berpikir dan berzikir, Allah SWT berjanji akan mengangkat derajat kita, “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …” (QS. Al-Mujadilah:11)
.
Kita juga harus berzikir sebagai wujud rasa patuh dan taat kita kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT. “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab:41-42)
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah, khususnya dalam menjadikan kita sebagai insan yang berpikir dan berzikir di dunia ini, serta selalu memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menapaki jalanNya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan nikmat, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, para syuhada, serta orang-orang yang shalih, dan bukan jalan orang-orang yang tersesat. Amiin …
Pic. By Google
Sendiri dalam kamar siang ini, seusai rutinitas harian, terbang dalam maya, dan ku kira saya lebih bermakna disana. Ya Allah semoga aku mampu menjadi hambamu yang ahli syukur. Thanks for Allah SWT, Bundaku, serta OM Google yang memberi arti dalam hidup ini tempat ku bertanya tanpa ku duduk dibangku kuliah serta miliki ijazah (bukan berarti aku gak ingin kuliyah).