Rabu, 28 Juli 2010

Do'a Untuk Dia ( Catatan Seorang Sahabat )

Bismillahirrahmanirrahim…

Yang Maha Indah,
Tiap sosok selalu menyimpan rahasia
Termasuk Engkau
Sang Maha Suci yag telah mempertemukan kami
dalam sebuah ikatan suci

Lama, aku menyadari
Bahwa ada seseorang yang berjalan menjajariku
Seseorang yang memberikan hidupnya untuk meilndungiku
karena mencintaiMu
Seseorang yang mengecup hatiku
ketika aku kalut
dan seseorang yang tetap berkata,” Aku mencintaimu”
Bahkan ketika aku tiada di sisinya

Yang Maha Pengabul Harap,
Terimalah jutaan doaku padanya
Balaslah ia dengan luruhan cintaMu
Atas semua kebaikannya
juga amarahnya

Yang Maha Sandaran Hati,
Sampaikanlah terimakasihku padanya
Karena telah bersedia menjadi satu
Dari sekian banyak kunci surga
Yang kau pilihkan untukku

Segala puja dan puji kucurahkan padaMu
Kumohon sampaikan salamku untuk Baginda Rasulullah
Semoga Engkau melimpahkan cinta atasNya
Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang ada di dalam hatiku
Karenanya, kabulkanlah doaku

Amin ya Rabbal Alamin…

Namaku Karyo ….


Hari ini untuk yang entah keberapa kalinya aku tak melihat mobil mewah itu terpakir dibawah pohon mangga yang telah renta. Dalam hati aku kembali bertanya…apakah dia sakit lagi??? Ataukah sedang ribut kembali dengan suaminya??? Ahhh tak tahulah, yang ku tahu memang sudah jadi kebiasaan baginya untuk tidak masuk kerja, apapun alasanya. Toh Si Bos juga gak pernah protes apalagi menegur. Sebab negara yang menggaji bukan Si Bos, apalagi aku. 
“Pak Karyo…….” sebuah suara mengagetkanku, ternyata Abdullah Si Anak kecil mungil yang selalu tersenyum  setiap menyapaku.
“Pak…nanti Pak Karyo mengajar di kelas saya ya, ya pak ya….” Sambil terus dia memegangi celana krem lusuhku.
“Maaf ya Dul…. Bapak gak bisa, pekerjaan bapak masih sangat banyak, bapak masih harus mengecat tembok, dan belum lagi membenahi tapa kantor yang bocor”
“Tapi pak, kita nanti yang ngajar siapa? Bu Suci tidak masuk lagi, bahkan sudah seminggu pak,  pada waktu bapak kecelakaan dia juga tidak masuk.
“Kami juga ingin belajar pak…”
“Kami jenuh hanya bermain di dalam kelas dan mengerjakan lembar-lembar LKS yang tak pernah dinilai, apalagi dibahas, kami bosan pak” kembali Abdullah merengek
“Hanya bapak diantara sekian orang disini yang bisa mengajak kami bercanda dan tertawa”
Aku menangis dalam hati, dan sangat mustahil untuk aku keluarkan linangan air mata ini, Kenapa batin ini selalu berperang dengan kenyataaan. Kenapa hal yang sangat sepele tak mampu aku lakukan kepada mereka. Yaaaa sepele menurutku namun sangat istimewa buat mereka. Karena buat mereka tak perlu menghafal angka-angka logaritma seperti layaknya anak-anak kota, sebab mereka hanya tinggal di sudut desa. Hanya kasih sayang dan perhatian penuh yang dapat menguatkan mereka.
“Aku ingin sekali nak …. menularkan ilmu-ilmu yang kumiliki meski tak seberapa karena aku yakin akan sangat berguna bagi kalian” aku hanya dapat bergumam dalam hati dan menangisi keadaanku dan hal itulah yang selalu terjadi berulang kepadaku.
Namun aku selalu sadar siapa aku ini, aku hanya seorang kecil yang tak memiliki 18 digit angka dibawah namaku. Mereka hanya biasa memanggilku Karyo. Tanpa imbuhan Bang, Mas, Om apalagi Bapak. Hanya anak-anaklah yang memanggilku dengan sebutan yang spesial ditempat ini.
 28 Juli adalah hari ini dan tepat beberapa tahu yang lalu, aku sempat mencoba menawarkan ilmuku pada anak-anak desa itu. Dan aku sangat menikmatinya sama halnya dengan mereka. Kuajarkan mereka hal-hal baru yang belum pernah mereka kenal bahkan akupun juga belum pernah mengenalnya. Luar biasa…akupun berhasil. Padahal tak pernah aku bayangkan sebelumya aku mampu menjadi pribadi yang tepaut 20 tahun dari ragaku.
Tapi apa yang aku dapatkan??? Rasanya itu adalah hal yang sangat tak pantaas untuk kalian ucapkan, harga diri kalian terlalu tinggi untuk mengatakan hal-hal serendah itu . dan akupun kembali tersadar. Aku memang hanya seorang Karyo tanapa embel-embel abjad apapun didepan dan belakang namaku, apalagi 18 digit angka dibawah nama. Berbeda jauh dengan mereka, pribadi dengan embel-embel didepan dan belakang nama. Bahkan kolom-kolom identitaspun hingga tak muat.
Dan hari ini 28 Juli 2010 aku kembali teringat dengan waktu itu, sebuah cerita kesakitan yang membuatku kuat,karena aku hany ingin melihat anak-anak itu selalu  tersenyum menatap masa depan mereka.
 Dan kini tersenyumlah nak…. Unit-unit gedung baru telah menunggu. Masa depan kalian masih panjang tidakkah kalian melihat pohon Krisan dibekas pondasi renta itu? Dahulu ketika kemarau tiba kita selalu menyiraminya bersama.  Mengambil air dengan bersusah payah dari sumur milik tetangga. Menjaganya dari rumput-rumput liar diantara belukar.Dan kini lihatlah dia telah tumbuh besar, sebesar cita-cita dan harapan kalian yang akan selalu mekar.
“Pak Karyo…..” aku tersontak sedikit kaget
“Pak aku masuk dulu pak….” abdulah berpamitan  kepadaku
Ya nak… dan aku tidak janji kalau aku akan mengajar kalian hari ini. Kalian tunggu saja hingga Bu Suci datang. Sambil cemberut Abdullah berlari pada kelasnya di ujung utara tepatya di samping tempat yang tak layak dikatakan sebagai sarana MCK.
Akupun berlalu, tak terasa setetes air mata telah berada di sudut mata

Senin, 26 Juli 2010

Sabar . . . . .


Bersabar berarti mampu memandang dengan sisi yang berbeda setiap kendala. Ketika merasakan betapa sulitnya menggapai suatu usaha, aku yakin bahwa setiap tetesan peluh kita menyimpan makna. Ketika merasakan sesaknya himpitan masalah, kita akan melihat pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kesulitan-kesulitan yang menerpa kita dan menjadikannya sebagai tonggak meraih harapan-harapan dalam hidup kita. Jika kita merasa belum mendapatkan keinginan kita, maka kita akan semakin rajin menempa diri, memperbaiki diri, mengkoreksi diri mencari sebab mengapa do’a do’a kita belum juga dikabulkan.”

Jumat, 23 Juli 2010

Aku Lelah !!!


Aku mulai lelah, ketika aku tak bisa lagi menghentikan ambisiku. Sebenarnya apa yang aku inginkan ? Aku selalu mengejar yang belum aku miliki. Wanita, harta, kekayaan, status sosial, pengakuan, hak untuk dihormati. Semua yang berbau duniawi sudah aku jelajahi, tapi tak kunjung kudapatkan. Waktu, tenaga, pikiran, keringat, serta hari-hariku telah menguap bersama dengan perjalanan ambisiku. Sebenarnya apa yang aku cari ?
Ketika waktu dan hari-hariku berusaha aku kalahkan, sepertinya ada sesuatu yang membengkokkan. Kekuatan itu begitu dahsyat sehingga aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku seperti berdiam di tempat. Padahal banyak tempat sudah aku singgahi. Aku ingin marah. Marah kepada siapa ? Aku ingin teriak. Teriak untuk siapa ?
Aku ingin berlari, menuruni bukit, mendaki gunung, menyusuri hutan-hutan, menjelajahi lautan, berharap tak menemukan tepian. Tapi untuk apa ? aku bukan seorang cengeng yang berputus asa mengharap kematian. Aku adalah setitik sel terkuat dari jutaan sel spermatozoa ayahku yang berhasil berlari kencang menyelusup ke indung telur ibuku. Kalau boleh jujur, aku sangat suka ke-tak-teraturan daripada ke-teraturan. Tapi apakah suka itu akan selalu menguntungkanku dimata penciptaku ? Tidak! Nyatanya, bagaimanapun aku harus tunduk dengan ke-teraturan. Bagaimana jika aku selalu menerobos lampu merah di jalan raya ? bukankah itu akan membahayakanku dan orang lain ?  padahal aku sangat benci lampu merah.
Mimpiku ...

Aku lelah, karena aku tak bisa istiqomah untuk selalu berkorban. Berkorban untuk tidak menuruti ambisiku. Bukankah Tuhan tidak pernah tidur dan selalu mengawasiku ?
Hidup bagaikan berjalan menyusuri labirin. Tidak akan pernah tahu kapan akan melihat pintu keluar. Hidup tak pernah terlihat ujungnya. Kapan aku menjadi apa, kapan aku menjadi siapa. Hidup adalah sebuah misteri. Mungkin itu yang dipesankan di telingaku ketika aku hendak lahir ke dunia. Jauh disana, Tuhan membisikkan suaranya sesaat sebelum aku lahir, “jalani hidupmu, Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, bahkan ketika engkau meninggalkanKu sekalipun, Aku tetap mengawasimu.”
Tiba-tiba aku terhentak dengan bisikan ditelingaku. Lihatlah hidupmu, bukankah engkau masih selalu Kuberi kenikmatan. Yah, Aku masih bisa merasakan kenikmatan. Ketika aku melihat anak-anak pergi ke sekolah di pagi hari. Ketika bayangan mereka masih condong kearah barat, aku selalu terharu dan kadang menitikkan air mata. Mereka berjalan, naik sepeda. Mencoba menjalani hidupnya untuk menanam benih-benih masa depan. Mereka berduyun-duyun disinari sang surya yang tak pernah lelah datang di pagi hari. Saat seperti itu, aku merasa jiwaku sangat damai, aku merasa rindu dengan saat-saat seperti itu. Saat dimana aku bisa menjalani aktivitas belajar. Ketika jiwa masih jernih. Ketika dosa-dosa belum banyak hinggap di dada ini. Keluguan masih terpancar di wajah-wajah kami. Wajah-wajah yang terpancar dengan aura cemerlang dari ke-optimisan dan  ke-teraturan. Wajah-wajah yang penuh dengan mimpi, dan ambisi yang masih sedikit.

Berpikir Sederhana, Bukan Berarti Tak Berusaha...

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya.
Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami.

Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja
Tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga
Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa

Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup

Selalu mengharapkan seorang gadis cantik
Atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin,
Yang pada akhirnya harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa.

(AKU NEK KON PRAKTEK YOW MUNGKIN GAK ISO, TP NEK AQ LG DUDUK SENDRI KADANG Q YA MIKIR G7)

0857351074**

Ayam goreng................... nada dering sms ku terdengar bersamaan dengan suara adzan Dhuzur pada hari ini.
Sebuah pesan singkat mampi ke HP jadulku. Dengan dahi berkernyit aku membacanya berulang.

"Selamat hari anak nasional, anak-anak yang bodoh...aku yang bodoh menusuk diriku dr depan muter ke belakang, karn aku bkn pengecut.

Salah satu contoh anak yang kelak jadi bodoh karena kebodohan orang tuanya
 Yachhhhh aq sudah tau sekarang apa maksud sms itu, bukan untukku. Hanya sekedar kau ibgin utarakan apa yang engkau rasakan. Sabar yowww jalani hidup......

Kamis, 22 Juli 2010

Coretan Tanpa Makna

Saya menulis

menulis tentang apa yang ingin saya tulis

tentang isi hati yang miris

sampaikan  ide yang tertekan

Ini tulisan saya

kalian tidak berhak protes

tentang estetika didalamnya

mengenai arti tarian jemari

saya mengatakan ini adalah sastra

meski hanya coretan tak bermakana

saya bebas mengatakan ini indah

walau kutulis tanpa kaidah

Rabu, 21 Juli 2010

Mas Eko.....sing sabar nggeh!!!

Air Terjun Sedudo
Pagi tadi tak seperti biasanya entah kenapa aku bersemangat menghabiskan 45 menitku untuk berolahraga, dan ternyata memang benar bahwa olahraga dapat membuat mataku melek…..awwwwww capek juga ternyata. Setiba dirumah tak beberapa lama aku dengar panggilan dari atas Vega orange di bawah pohon mangga depan teras kamarku.
“Mas….rene tow tak omongi ndang tow cepet….” Sambil aq mendorong Suzuki  FR J blue milik ayahku.
Owwww ternyata Si *** yang baru pulang dari bertugas piket semalam
“Ngopo mas?” Tanyaku … sambil terus berusaha keluar dari rumah mendorong motor dengan susah payah.
‘Ngene lho mas, aku kie  mumet bingung sak perkewuhan, penak e piye?? Terus opo ora??”
Dan aku hanya menanggapinya dengan mengernyitkan dahi.
Ya ya ya … aku baru tau dan sadar ternyata *** mulai bercerita tentang Si A yang baru dikenalnya. Yang aku dengar kemarin mereka baru saj berkencan disebuah tempat, dan aku dengar mereka menikmati hal itu. Karena Si orang tua A sedang berkunjung dirumah saudaranya di Jakarta. Tak seperti biasanaya kencan mereka hanya dilakukan sambil mengukur aspal jalanan dan dalam hitungan 2 Jam namun akhirnya mereka dapatkan suasana lain pula.
Sambil terus mendengar si ***bercerita aku semakin memahami posisi eko, ternyata dia mencintai gadis itu serta berniat untuk menjadikannya pendamping hidup. Dan aku rasa itu sebuah niatan yang bagus. Toh eko juga telah berpenghasilan tetap. Meski hanya sebagai juru parkir penghasilanny jauh ditas rata-rata pendapatan bahkan hamper setara dengan gaji pokok PNS Gol.II/b.
Tapi ada satu kendala yang dihadapi oleh temanku ini. Yaaa masalah klasik, kisah cinta yang bagi sebagaian besar pasangan harus berakhir tragis. Kisah cinta bertentangan dengan adat . Ya… Adat jawa yang melarang bahwa anak laki-laki pertama pantangan, pamali, tak elok, bila menikah melewati tempat kelahiran sang ayah serta menuju kearah barat. Yang apabila di langgr akan mendatangkan bencana. Yaaa maslah itulah yang terjadi dengan sahabatku ini. Kasihan aku melihatnya, Karena akupun pernah mengalaminya bahkan tak hanya 1 kali namun 3 kali dan kali terakhirlah yang sangat tragis hingga akupun hampir mati karena hal serupa.
Sebagai seorang teman aku hanya mapu memberi nasihat, secara jiwa dan logika hal semacam itu tidak dibenarkan. Garis hidup manusia hanyalah hubungan kita dengan Tuhan. Kita bersuaha menjadi terbaik dengan berharap pada Tuhan maka Ia akan berikan apa yang kita inginkan dengan 3 caranya yang tak akan kita ketahui.
Sooooo buat teman aku, yang gantheng dhewe…. Kalau memang kamu yakin dia yang terbaik buat kamu serta kamu bertanggung jawab atas dia serta kehidupanmu maka pilihlah dia dan yakinkan kepada kedua orang tuamu dengan cara yang baik, jangan ikuti kata orang dan hal-hal yang tidak berdasar. Kita mahkluk Tuhan, kita hidup dengan pikiran kita dan Tuhan selalu bersama kita. Memohon dan berdoalah kepada tuhan. Aku yakin semua akan baik-baik saja serta berjalan indah. Namun jika engkau ragu maka jangan kau teruskan! Sesuatu yang didasari dengan keraguan lebih baik kita tinggalkan. Oke teman ……I love you … dan akau akan terus bantu dengan doa agar para orang tua hendaknya jangan hanya memvonis pasangan hidup anak dari hal-hal yang tidak masuk akal. Kita tau bahwa restu dan ridho orang tua itu hal yang utama namun bukanlah lebih baik lagi bila antara kita dan anak harus saling mengerti dan mengisi dengan hal hal baik dan menyejukan.
Massss….. kapan nie kita dolan2 lagi, mandi di air terjun atau mungkin kita akan memancing dilaut. Ajak tu Si Culun … jangan cuma ngutek motor trus, tapi gak pernah dipake jalan.

Sebuah Perenungan

Hari ini  memang akan menggelitik untuk menjadi bahan renungan, walau sejenak
Namun mereka yang hari-harinya tak lagi indah dan cerah oleh sebab berbagai kondisi yang menimpa
Tak cukup hanya untuk menjadi bahan pikiran saja
Tak sedikit yang kemudian memutuskan
Untuk mengakhiri hidup dengan menjerumuskan diri ke dalam ‘kubangan kotor’
Jalan mencari uang, menambah deret kriminalitas yang sudah kian tinggi angkanya
Atau putus asa dan kemudian bunuh diri
Hari ini dan seterusnya mari  kita tata kembali hati dan pikiran
Mencari-cari di setiap sudut, apakah masih ada kepedulian itu tersimpan di sana
Ataukah sudah terkubur?
Dan usang oleh waktu yang berlalu dari masa saya masih berkecimpung di dunia itu?
Dan tak akan kita temukan jawabannya!
Kecuali bila tangan ini telah terbuka untuk melakukan sesuatu (lagi) untuk mereka
Entah dengan cara apa!

Adakah yang (masih) peduli?
Akan nasib dari sekian banyak generasi muda bangsa ini yang telah layu sebelum masanya
Oleh sebab berbagai kejadian buruk yang harus mereka hadapi
Oleh sebab ketidakpedulian dari kita yang tega membiarkan nasib mereka tersia-sia


Ngawi, 13 April 2010
Kutulis saat aku tak mengerti apa arti keadilan di negeri ini. Apa arti keadilan bagi mereka yang bergelimang harta??? Bagi mereka  keadilan adalah setumpuk uang yang dapat mematahkan palu peradilan .Namun tidak bagi kami kami kami tak punya apa apa, kami hanya punya kehyakinan bahwa Tuhan itu tidak tidur.  Aku hanya ingin anak-anak itu dapat bersekolah dengan layak tanpa harus melewati keadaan yang seharusnya tak perlu mereka hadapi dan jalani. Namun ternyata keadaan berkata lain. Kami harus menghadapi maslah seperti ini. Sebuah Juklak dan Juknis dalam  Permen dapat mematahkan “Ujung Tombak Perundangan Di Negeri Ini”. Mematahkan kesempatan anak bangsa untuk menikmati layaknya sebuah pendidikan.

Saat Huni Telah Berlalu .....

Juni pun berlalu..

Kemarin itu, juni datang hanya untuk memberitahuku
Tentang cinta yang tak kusadari, lewat begitu saja..

Terimakasih juni, telah hapus segala langkah ragu
Bahwa cinta tak boleh dibiarkan menunggu

Memang seharusnya, akulah yang menghampiri cinta..

Dan saat juni telah berlalu, takkan pernah aku menutup jendela
Masih akan kusaksikan hujan sore hari dari balik bingkainya

Hujan yang selalu menghantarkan cinta..

Selasa, 20 Juli 2010

Seharusnya Ini Tak Ada Yang Membaca .....

Aku selalu benci kau memilih lelaki lain sebagai pacarmu. Entah kenapa aku begitu membenci itu? Tapi aku tentu tidak akan menunjukan benci itu kepadamu. Tentu tidak… jika kau teliti mengamati betul sorot mataku, di dalamnya ada kecewa yang sangat mengganggu aktivitas isi kepalaku. Tentu aku tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepadamu, sedikit menyalahkanmu saja tidak pantas rasanya. Aku juga tidak akan seperti kebanyakan orang bodoh, menggantungkan lehernya sendiri pada tambang. Tentu saja tidak, masih banyak sederetan upacara dunia yang belum aku selesaikan.
Jika ada yang menanyakan, apakah aku lelah menjalani semua ini? Maka dengan pasti aku akan menjawab, “menjalani kehidupan dunia pastilah lelah, tetapi apakah kita harus beristirahat atau berhenti setelah lelah? Jawabnya harus. Karena aku hanya akan melakukan sesuatu tindakan jika itu sesuai dengan pikiranku, dan sekarang aku menginginkannya, entah besok atau lusa”.
Tulisan ini harusnya jangan ada yang membacanya, selain dapat menyebabkan kantuk juga akan mengundang banyak perasaan gundah, galau, atau apalah itu manusia menyebutnya. Anehnya, aku juga berharap agar seseorang yang aku maksud dalam tulisan ini agar tidak pernah membaca ini.
Aduh sepertinya aku sudah mulai kehabisan akal-akalan untuk membuat lanjutannya. Oh, begini saja jika ada seseorang diantara kalian yang merasa mencintaiku, tulislah lanjutan dari potongan tulisan kurang berguna ini. Jangan bertanya dari mana cerita ini bermula sehingga tulisan ini tidak jelas apakah ini potongan cerita atau apalah. Yang jelas dengan kesadaranku, aku merasa dilahirkan untuk menulis tulisan ini, hanya itu. Dan aku segera menulisnya, sebelum lupa.
Seperti para penulis-penulis kebanyakan yang biasanya mengharapkan saran dan kritik untuk menambahkan dan mengoreksi kesalahan2 dalam tulisannya. Maka saya tidak perlu saran dan kritik, karena itu tidak akan banyak berguna. Seperti tulisan ini tidak banyak berguna bagi pembacanya. Jadi saya sarankan jangan membacanya, jikapun sudah terlanjur membacanya maka itu salah sendiri jika anda tidak bisa menghentikan membaca sampai selesai dan tidak bisa berhenti memikirkan amanat yang terkandung dalam tulisan ini, itupun jika tulisan ini mempunyai amanat.
Terima kasih karena telah bersedia membaca tulisan ini, walaupun tulisan ini bukan untuk anda.
Terima kasih telah bersedia membaca tulisan ini, walaupun tulisan ini setara dengan tulisan2 semacam Ramayana, Romeo Juliet.
Terima kasih telah bersedia membaca tulisan ini, walaupun anda telah menjadi pacarnya.
Terima kasih telah berasedia membaca tulisan ini, walaupun anda tidak mencintai saya.
Terima kasih telah bersedia membaca tulisan ini, walaupun saya sekarang tidak lagi mencintai anda.
Terima kasih telah bersedia membaca tulisan ini, walaupun anda heran, apakah ada kisah antara kancil dan babi?
Terima kasih telah bersedia membaca tulisan ini, walaupun saya sudah melarang anda membacanya.
Terima kasih telah bersedia membaca tulisan ini, walaupun secara jujur kau tak tergantikan.
Terima kasih telah bersedia membaca tulisan ini, walaupun sambil duduk atau berdiri.
Turut mengundang segenap teman-teman untuk sejenak menghentikan upacara keduniaan dan merenungi keberadaan kita di dunia, yang entah ada atau tidak.Saya kira kalimat terakhir tadi bisa mengakhiri panjang tulisan ini. Selanjutnya jalan cerita saya serahkan kepada orang yang bisa membaca dan menulis.
Terima kasih, setidaknya aku pernah mencintai manusia lain selain keluarga. Setidaknya aku berbahagia masih disebut dengan sebutan manusia.Lalu sang kancil memerankan perannya sebagai seekor babi hutan yang rakus, kotor, dan selalu berkubang. Sang kancil kemudian melompati pagar makan tanaman Pak Tani, tetapi Pak Tani tidak marah melainkan murka melihat penulis menghadirkan dirinya dalam tulisannya.

A Cepek With Chipa ... he he he ....


Andai aku bisa melakukan , yang ingin aku lakukan adalah mencari sepeda motorku yang dulu kujual seharga 1 juta rupiah karena aku harus membayar uang SPP yang kurang 600 ribu rupiah semasa SMA agar aku dapat mengikuti ujian nasional. Bukan Jupiter, Thunder, ataupun Tiger yang bisa berlari banter. Ingin tau kecepatan maksimalnya???? 70km/jam dengan konsumsi 1liter/20km sama dengan sama dengan Daihtsu Xenia bukan. Namun motorku hanya Suzuki A1OO buatan tahun 1982 dengan kapasitas mesin 100cc warna merah hitam Nopol B 6407 CY, dibeli dari jakarta seharga 400 ribu setelah dipakai si pemilik menghantam Blue Bird dikawasan Mampang, depan PMI.
Tahun 2003-2006 aku memakai besi tua menghabiskan masa muda, mulai dari bercinta berbuat dosa hingga mencari pahala bersekolah di Smasa Sekolahku Yang Kucinta….mulai kisah romantis, hingga yang berujung tragis….. dari yang berbau mistis hingga aku harus meringis.
Menghantam trotoar, ditangkap polisi tiap hari saat berangkat, dimarahi guru karena suaranya yang brisik dan masih banyak lagi lainnya Halahhhhh jan motorku…. Kemana kau sekarang. Yang paling sering yawww jalan ma dia. Biar butut, namanya cinta tetep…. ikutttttttttttt……… hi hhiiiii.
Chupy kisah cerita cinta terindahku bersama besi tua hagksssssssssssssssss….. so sweet………… emg bner sehhhh, terindah dulu. Pengen sehhh sebenere mengulang lagi, tapi tak tau aku dimana rimbanya dan apakah mungkin dia kembali lagi???? Ohhhhhh tidak... tidak, aku tidak boleh berharap.
Aku hanya ingin tau bahkan jika masih diperkenankan aku akan membelinya lagi B 6407 CY, nopol itu tak akan pernah berubah karena yang punya tak akan menggnti STNK nya, Jakarta-Ngawi terlalu jauh kawan.
Buat Chupy masih ingat gak….. q dengar sekarang di Universitas Negeri Di kota Malang Fakultas Ekonomi, semoga selalu sehat………… serta lebih baik tentunya……. Salam taklim buat kakak dan ortu yawww. Setidaknya ingtlah kita meski gak penting sehhhh tapi kita pernah punya cerita bersama besi tua….. ehmmmmmmmmmmm……
Sayang aq gak punya foto besi tuaku… kalau ada aku kasih liat, kerennnnnn…. Giliran sekarang aq dah kayak gini, ternyata besi tua mulai diabadikan. Hemmmmmmmmmmmmm,

maaf yowwww aq unggah foto tanpa ijin.....