Kamis, 12 Agustus 2010

Crackers...Krakkkkkkk !!!!! Kres kres .....

Bekerja profesional itu, tidak mementingkan sesuatu yang tidak sama sekali penting untuk dipentingkan. Aparat negara itu bekerja bukan dari kata "Jarene, Saya Dengar, Kata Teman Saya, dan kata-kata lain yang sejenisnya yang mengandung arti kata sama dengan dan kurang lebihnya seperti itu "

Pemimpin, atasan, orang besar itu yang dikuti atas perkataannya. Tapi karena kita orang birokrasi ya tulisan dan tanda tangan panjenengan yang saya ikuti. Panjenengan buat aturan, petunjuk, dan arahan salah maka saya pun akan jalankan yang salah pula. Karena bekerja bukan cari baik dan benarnya. Bekerja itu ikuti aturan. Saya tahu itu salah menurut analisis bahasa dan logika.
Namun itulah yang telah tersurat dan telah dibubuhi stempel serta tanda tangan. Apakah saya harus melawan???? Jawabnya iya!!!!! Tapi itu dalam perkataan sebagai bahan pemikiran agar anda kembali memikirkan. Dan tentunya dalam hati dan prinsip saya bahwa anda adalah salah!!!!

Tapi apa yang anda katakan??? " Saya ini lebih senior disini, saya atasan kamu, kamu itu tinggal mengikuti apa yang saya perintahkan" Okelah ...oke..... gak masalah meskipun pada hari ini saya yang harus menerima imbas untuk mendengar makian dan ceramah yang seharusnya sama sekali tidak penting untuk saya dengarkan dari orang yang juga sama sekali tidak penting untuk saya temui.

Buat saya hal semacam ini sudah jadi makanan ringan semacam crackers yang sama sekali tidak mengenyangkan, namun ada kalanya kita memang kita perlu manyantap crackers itu agar kita tak bosan makan nasi setiap hari. Namun buka berati itu hal penting yang harus dilakukan. Cukuplah hanya sekejap seperti saat ini seperti aku sedang makan crackers pun hanya sekejap, karena aku tak puasa hari ini. percuma juga puasa kalau cuma nahan haus ma lapar......

Tak doakan semoga stempel dan tanda tangan mu akan segera dimbangi dengan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Sekali lagi bekerja profesional bukan mencari baiknya. Tapi mengikuti peraturan. Salah tanda maka salahlah langkah. Jika salah langkah jangan hanya menyalahkan yang melangkah Tanyakan...siapa yang memasang tanda. Tegur agar ia berpikir dan beusaha jadi lebih baik. 



0 komentar:

Posting Komentar